Terlahir dengan banyak kekurangan
membuat dia agak di remehkan di tengah2 tumpukan lampion, tapi ditengah-tengah lampion
itu sendiri, dia kerap menjadi terang yang membuat lampion itu selalu ceria dan
berwarna orange. Si Empunya Kehidupan pasti punya maksud dalam diriku,pikirnya.
Dia berbeda dengan anggota
lainnya, dia seperti hape bersistem Lumia, ketika hape yang lain bersistem
Android atau IOS. Dia sering mempertanyakan pada Si Empunya Kehidupan, kenapa
seperti itu? Apa yang salah? Kenapa ada perbedaan yang begitu mencolok padahal
sama-sama hape.
Tertawaan menjadi santapannya,
walau tidak nikmat memang, tapi dia mencoba menikmatinya dan bahkan mencoba
untuk membagikannya kepada orang lain. Walau kebanyakan orang lain tidak
mengerti dan tetap menertawakannya.
Besar dengan kesendirian membuat
dia tidak begitu mengerti apa arti gaya
hidup. Padahal bagi banyak orang gaya hidup adalah pergaulan. Gaya hidup adalah
induk ayam yang harus selalu diikuti. Ketika dia mempertanyakan apa gunanya
gaya hidup, jawabannya hanya tertawaan. Tertawaan yang mengeluarkan hormon
positif ke tubuh yang menertawakan dengan mengambil hormone positif yang di
tertawakan.
Dia bosan dengan semua tertawaan
itu. Dia ingin berubah. Dia ingin bergerak. Dia ingin berguna. Dia ingin
berkarya. Dia mulai peduli dengan tertawaan itu. Ternyata dia tidak sendiri.
Hidup kesendirian yang selama ini dia jalani perlahan-lahan berubah menjadi
warna yang awalnya hitam, mulai kebiru-biruan lalu ke hijau-hijauan, hingga
pada akhinya mulai berwarna kuning atau orange.
Kuning atau orange melambangkan
semangat, keceriaan, tapi juga melambangkan sampah dan keegoisan. Dia pun mulai
sadar dengan hal itu, dia pun mulai berpikir, berpikir dengan maksimal, yang
membuat otaknya mulai penuh dengan banyak hal, dia butuh ember untuk diisi
dengan pikiran-pikirannya sebelum black hole datang melenyapkan semua hal itu.
Sekarang kehidupan memanggilnya
untuk berbuat sesuatu, supaya berada di antara makhluk lain yang bertujuan
untuk membangun kehidupan. Dia merasa sudah terlalu jauh dari garis yang benar.
Dia ingin memakai mata yang
selama ini sudah terlalu letih untuk melakukan hal yang sia-sia. Menggunakan
tangannya untuk menggambar alur kehiupan yang selama ini berantakan.
Menggunakan perasaanya untuk membangun cinta yang selama ini masih dalam
perencanaan. Menggunakan penciumannya untuk menyingkirkan bau kemalasan yang
menyengat. Menggunakan isi kepalanya untuk mengatur strategi agar semua indera
tubuh bekerja tanpa mengeluh.
“Hey lihat, dia begitu semangat
untuk membangun kehidupannya!” lapor si waktu kepada Si Empunya Kehidupan, tapi
si waktu berpikir dalam hatinya : masih sempatkah?
“Sudah siapkah kamu?” Tanya Si
Empunya Kehidupan. Dia hanya mengangguk dengan tatapan semangat, sambil melihat
peta kehidupan yang di berikan oleh Si Empunya Kehidupan.
Siapakah dia? Dia adalah anak
manusia dengan seonggok otak dan segenggam hati yang ingin tahu kemana Si
Empunya Kehidupan mengarahkannya.
No comments:
Post a Comment