Thursday, May 23, 2013

Arsenal Next Season

Koscielny, Pencetak Gol kemenangan atas Newcastle
Setelah memastikan diri untuk mengikuti kualifikasi Liga Champions musim depan, Arsenal diperhadapkan dengan pertanyaan klasik : “apa yang akan Arsenal perbuat musim depan?”. Bukan hanya pendukung Arsenal yang penasaran akan jadi apa Arsenal musim depan, tapi juga kubu fans lawan yang setia mengolok-olok, bahkan jika melihat kenyataan bahwa timnya tidak mampu untuk lolos dari fase grup Liga Champions. Apakah akan puasa gelar lagi seperti 8 tahun sebelumnya? Atau akankah membuat tonggak perubahan dengan memutarbalikkan pendapat orang (yang mengatakan bahwa Arsenal sudah cukup puas dengan peringkat 4 dan lolos Champion) yaitu menjadi juara, minimal di salah satu 3 kompetisi besar, Premiere League, Champions League, FA Cup (atau minimal Piala Liga). Sebagai fans setia Arsenal yang selalu mengikuti perkembangan tim ini, saya tentu mengharapkan hal yang pertama. Dengan melihat ucapan Gazidis dan Wenger yang mengatakan, bahwa musim depan patut lebih dihargai dengan sebuah trofi. Seharusnya Arsenal cukup serius untuk menjadi seorang juara.

Arsenal, 2013-2014

Apa evaluasi di musim 2012-2013 yang baru saja lewat?

Arsenal di Liga Champion
  1. Skuad
    Dibandingkan dengan musim sebelumnya skuad musim ini bisa dikatakan adalah tim bentukan baru lagi. Dengan keluarnya Van Persie, Arsenal seperti ditinggalkan sepertiga dari kekuatannya. Faktor keluarnya RVP adalah ketidaksepahaman mengenai perpanjangan kontrak dengan manajemen klub entah gaji atau motivasi si pemain sendiri, entahlah. Tapi justru dengan keluarnya RVP, justru membuat team work tim ini semakin bagus, dapat dilihat dari meratanya orang yang mencetak gol an assist. Walcott dan Cazorla secara luar biasa membuat double-double (assist dan gol lebih dari 10). Tidak seperti musim lalu, yang hampir setengahnya dicetak oleh RVP (30 gol). Pemain yang baru dibeli menunjukkan kapasitasnya, seperti Lukas Podolski, Santi Cazorla, Oliver Giroud, dan Monreal (yang masuk di tengah musim bertepatan dengan cederanya Kieran Gibbs). Otomatis secara tim, Arsenal lebih kuat dari musim lalu yang memang one man team.
    Cazorla - Giroud - Podolski

    Skuad musim lalu yang ber-pakem 4-3-3, yang diisi :Szczesny/Vito Mannone, Sagna/Jenkinson, Vermaulen, Per (Kos), Gibbs, Song, Arteta/ Ramsey, Wilshere /Rosicky, Gervinho, RVP, Walcott; sedikit bertransformasi dengan 4-3-3 (atau terkadang 4-4-2) yang diisi : Szczesny/ Fabiasnky, Koscielny/Vermaulen, Per, Gibbs/Monreal, Sagna (terkadang Ramsey), Arteta, Wilshere/Rosicky, Cazorla, Ramsey/ Podolski, Giroud, Walcott/ Gervinho. Pemain-pemain yang lain cenderung jarang dimainkan hanya dimasukkan sebagai pemain pengganti di sisa menit terakhir, atau ajang Piala Carling atau sisa penyisihan grup UCL.
  2. Kompetisi
    Arsenal musim ini mengumpulkan poin 73, lebih tinggi 6 poin dari musim lalu (67), dapat Arsenal simpulkan jika Arsenal memang baik musim ini. Arsenal lagi-lagi merayakan St. Totteringham’s day setelah unggul 2 poin atas Tots di papan klasemen, yang membuat mimpi Tots berlaga di Liga Champions terkubur dalam-dalam.

    Secara garis besar, Arsenal tidak memiliki amunisi yang cukup untuk bersaing di Liga Primer, melihat perbedaan poin yang sangat besar dengan MU. Di piala Carling secara mengejutkan Arsenal dihentikan oleh Bradfort City dengan Adu penalty. Di piala FA Arsenal juga terhenti secara mengejutkan dari Blackburn Rovers. Arsenal justru membuat kejutan di Liga Champions musim ini, dengan kepala tegak, Arsenal disingkirkan oleh Munchen (finalis musim ini). Pada pertandingan awal memang mengecewakan Arsenal dikalahkan dengan skor 1-3 di Stadion Emirates, tapi secara luar biasa Arsenal membalikkan keadaan dan berbaik unggul 2-0 di Kandang Munchen. Namun agregat gol yang memupus keinginan Arsenal untuk mengangkangi Munchen.
  3. Internal Team
    Tidak ada masalah yang terjadi musim ini, rumor basi dipecatnya Arsene Wenger oleh kubu luar yang tidak benar-benar mengenal Arsenal, masih terdengar. Justru gossip Wenger akan melatih Madrid atau PSG di musim depan yang lebih kencang bunyinya, tapi langsung ditampik oleh sang Profesor. Yang unik adalah, momen setelah kalah dari Munchen, Arsene Wenger membuat keputusan yang agak menarik, namun saya sendiri agak ngeri sebenarnya, yaitu : mencadangkan Szczesny dan Vermaulen yang dinilai tampil kurang konsisten, padahal mereka tidak cedera. Vermaulen, sebagai Kapten tim, bahkan sampai pertandingan terakhir masih dicadangkan. Szczesny perlahan tapi pasti, seiring dengan cederanya, Fabiansky yang tampil sangat baik di 5-6 pertandingan sebelumnya, akhirnya merebut kembali posisi sebagai kiper utama.

Dengan hasil yang masih sama dengan musim-musim sebelumnya, yaitu Arsenal belum mendapatkan gelar, Arsenal seharusnya mensyukuri satu hal, yaitu : dengan konsisten Arsenal selalu berada di 4 besar selama 17 tahun. Memang secara kasat mata, itu terdengar sepele, namun lihatlah pesaing-pesaing Arsenal. Bayangkan bertahun-tahun Everton tidak pernah lolos ke UCL, padahal skuad everton musim ini sungguh menjanjikan, diisi oleh pemain-pemain brilian seperti Fellaini, Bainess, Pienaar, dll. Lalu Liverpool, bayangkan uang yang sudah dikeluarkan untuk mencapai ambisi mereka masuk ke 4 besar, dengan adanya pemain-pemain jenius seperti Suarez, Strurridge, Gerrard, Coutinho, dll seharusnya mereka juga berhak untuk salah satu tiket itu. Dan yang paling terakhir adalah Tots, tim yang satu ini adalah tim yang pastinya sangat kecewa. Karena mereka sebelumnya, sempat beberapa pekan berada diperingkat 4 bahkan peringkat 3. Dan dibantu oleh materi pemain seperti Bale, Adebayor, Lennon, Lloris, Verthongen, dll sepertinya adalah hal mustahil Arsenal bisa mengalahkan mereka.

Memang jika berbicara mengenai gelar, dapat berada di 4 besar bukanlah sebuah gelar, tapi itu adalah sebuah anugerah dan juga kesuksesan Arsenal mengubah mainset orang, jika ingin berada di level atas, maka tim itu harus membeli pemain yang mahal dan hebat. Lihatlah United, City, Chelsea yang berada di atas Arsenal, yang perlu belanja besar untuk jadi tim hebat. Dengan materi yang bisa dibilang kelas 2 tapi Arsenal mampu berada di Liga Champion. Proud with that fact.

Arsenal, 2013-2014

Bicara mengenai musim 2013-2014 adalah bicara mengenai tim yang terbentuk mental dan team worknya di musim sebelumnya dan ternyata cukup memberikan respon yang baik sebagai salah satu tim yang akan bersaing di liga Primer Inggris, FA dan Carling, dan jika beruntung, akan melangkah jauh di UCL musim depan. Tapi dengan syarat, Arsenal juga cukup memberikan perhatian yang lebih di bursa transfer. Karena Arsenal masih butuh ditambal di beberapa lini, seperti posisi Defensive Midfileder dan posisi Full back kanan, untuk mewanti-wanti kepergian Sagna yang habis kontaknya musim depan. Sisanya cukup mematangkan mental dan juga menjaga momentum luar biasa yang dibawa dari musim 2012-2013.

Selebrasi Perpanjangan Kontrak Theo Walcott :)
Kelemahan Arsenal dari musim-musim sebelumnya adalah kebiasaan menjual pemain yang di musim sebelumnya bermain fantastis dan sudah nyetel dengan Arsenal ways (bermain cepat, dan pintar dalam membuka ruang) dan berlabel pemain bintang. Akibatnya setiap musim, Wenger seperti sedang mengajari setiap pemain baru yang masuk, untuk bisa menyesuaikan diri dengan model bermain Arsenal. Menjual pemain sebenarnya bukan tanpa sebab, itu dilakukan (menjual pemain) untuk mencegah pemain pindah secara gratis seperti Flamini (pindah ke Milan dengan status free transfer); atau faktor dari pemainnya sendiri yang memang ingin pindah, seperti Fabregas; atau juga faktor umur, yang sempat diberlakukan oleh Wenger pada Pires, Ljungberg, dan Henry. Namun entah kenapa tidak berlaku buat Rosicky (my fave's one)

Kelemahan diatas sepertinya tidak akan terulang lagi di musim depan, karena menurut hemat saya Arsenal tidaklah mempunyai pemain yang benar-benar berstatus bintang pada saat ini. Yang ada hanyalah pemain muda yang berpotensi sebagai bintang dimasa depan seperti, Wilshere, Gibbs, dan lainnya. Dan tentunya klub-klub besar juga ogah-ogahan untuk mau memoles pemain muda seperti itu untuk menjadi bintang. Kan lebih baik jika mereka merekurt pemain yang sudah jadi. Jadi untuk saat ini, peluang pemain keluar dari Arsenal sepertinya mengecil. Terkecuali untuk kasus Thomas Vermaulen, yang belakangan dicadangkan. Saya juga belum mengerti kenapa sampai pertandingan terakhir Vermaulen blm diberi kepercayaan, padahal jika memang landasannya ingin memberikan peringatan kepada Vermaulen, seharusnya cukup dengan 2-3 partai saja. Apakah Wenger berjaga-jaga jika Vermaulen akan menjadi The Next Captain who sold? atau apakah memang ingin membagi rata porsi bermain dengan Koz dan Per? Tidak ada yang tahu. Waktu yang akan menjawab kemana Vermaulen musim depan berada. Saya pribadi tetap menginginkan dia dalam tim, karena statusnya sebagai kapten, keberadaannya akan sangat mempengaruhi performa tim nantinya.

Jovetic
Benteke
Untuk pemain baru yang sedang diincar, akan sangat memuaskan jika memang Arsenal mempunyai kesepakatan dengan Fiorentina soal Jovetic, atau Aston Villa soal Benteke, atau Malaga soal Isco (terbayangkan oleh saya Trio Cazorla-Monreal-Isco J). Dengan hadirnya pemain yang berlabel bintang seperti ini, saya yakin tim yang ada akan semakin termotivasi untuk memenangkan sesuatu musim depan. Memang jika melihat pos yang akan sudah dijejali oleh pemain-pemain macam Walcott, Podolski, Gervinho, Giroud, dan Ox. Mungkin nantinya akan terjadi persaingan dalam tim. Namun tidak apa-apa, toh itu juga yang terjadi pada musim-musim dimana Arsenal merajai Liga Inggris, dimana pemain bagus juga mengisi bench. Dan untuk hal itu saya sepenuhnya yakin dengan cara Arsene Wenger nanti menyusunnya. 
Tahun terakhir Bacary Sagna
Untuk pemain yang diepas, sepertinya Arshavin, Chamakh, Squillaci, Andre Santos, Bendtner sudah saatnya untuk benar-benar pergi, mengingat sulitnya untuk menembus skuad utama Arsenal (saya pribadi sangat menyayangkan Arshavin, I love the way this player change the game). Untuk pemain seperti Ryo, Eisfield, Gnabry, sepertinya akan diloan, atau mungkin juga Ox, jika bintang2 yang diatas tadi benar-benar didatangkan.

 Kompetisi musim depan akan semakin sulit, dengan keinginan tim-tim lain yang juga sangat terasa ambisinya untuk meraih juara, bahkan untuk sekedar menggeser posisi penghuni top four. Chelsea akan sangat berbahaya dengan (jika kembali) Mourinho-nya, dan juga pemain-pemain bintang yang dimilikinya. MU dengan ke-stabilannya. City dengan kekuatan dananya. Walau saya cukup yakin MU dan City akan kurang bersaing musim depan dengan melihat faktor pelatih hebat yang tidak mereka punya. Dan jangan lupa Tots, tapi itu dengan ketentuan Bale belum pindah, hehe. Liverpool juga akan berbahaya, tapi saya cukup yakin, maksimal hanya akan menembus 4 besar. Untuk Everton, sayangnya, sepertinya musim ini adalah musim terakhir mereka berada di atas seteru mereka, Liverpool, karena lagi-lagi karena faktor pelatih, ya David Moyes yang hijrah ke MU. 

Arsene Wenger

Dengan melihat peluang di atas, dengan carut marutnya internal semua tim, dimana semua tim akan mempunya pelatih baru kecuali Arsenal dan Tots, seharusnya Arsenal mampu membuat momen baik ini menjadi sebuah kesempatan untuk meraih sukses. 
 




         

       Berharap Arsenal mampu menunjukkan karakternya sebuah tim yang dibangun berdasarkan team work, kepercayaan, dan juga mental yang bagus untuk mengalahkan tim yang dibangun dengan kemewahan dan cara bermain pragmatis di musim depan, dan akhirnya akan meraih gelar juara yang sudah lama fans rindukan J. Come on You Gooners. VCC.

Wednesday, May 8, 2013

Bekerja secara Profesional vs Kekeluargaan

from : http://abihulwa.blogspot.com
 (tulisan yang seharusnya di upload jumat kemarin, tapi gara-gara ga sempat, baru hari ini, 08 mei 2013, bisa diselesaikan) Selamat jumat sore, teman-teman. Ga kerasa yah sudah ketemu hari jumat lagi. Artinya libur lagiii. Disore yang agak cerah ini (padahal saya ga tahu diluar sana cerah apa engga :D, sembari mengerjakan tugas kantor,  saya ingin sedikit berbagi cerita tentang dunia pekerjaan yang sudah hampir 2 tahun lebih saya geluti, baru sih. Tempat dimana kita menggantungkan perekonomian kita sehari-hari.

Jika ditanya kepada anda, jenis pekerjaan apa yang anda inginkan, tentunya dengan gampang anda akan menjawab : ingin menjadi PNS, ingin bekerja di BUMN, ingin jadi pengusaha kaya, dan lain sebagainya. Tidak ada yang akan memilih : “ingin menjadi kuli panggul, karena saya ga tega ada orang lain yang angkat2 goni berisi 30kg tiap 10 menit”. Semua orang pasti ingin pekerjaan yang sangat baik, dan kalau bisa “ga kerja apa-apa, tapi dapat duit”.
Semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan yang gampang tapi mempunyai peluang untuk mendapatkan penghasilan yang besar, terkadang “sangat besar” seperti orang-orang di DPR sana. Dan orang-orang mulai lupa apa yang dinamakan dengan “kenyamanan bekerja”. Ya, kenyamanan bekerja. Aspek lain diluar penghasilan, fasilitas, jaminan hari tua, dan sebagainya. Kenyamanan bekerja tidak dapat diukur oleh materi. Tingkat Kenyamanan bekerja seseorang dapat dinilai dari bagaimana seseorang menikmati pekerjaan atau menjalani tanggung jawab yang dia pegang tanpa dia banyak berkeluh kesah. 
Ada 2 tipe suasana pekerjaan yang mendukung seseorang untuk menikmati pekerjaan. 

Tipe yang pertama : Bekerja secara Profesional
Ini adalah tipe yg sangat konservatif, tipe yang mempunyai ciri2 :


  • Memakai sepatu pantopel sepanjang hari.
  • Memakai seragam yang rapi, berkerah, rok (untuk wanita),kemeja, dll
  • Mempunyai work hour tetap yaitu 8 jam, biasanya sih dari jam 8 sampai jam 5. Ga kurang dan ga lebih. Pokoknya 8 jam mesti stand by di depan computer. Biasanya, untuk menertibkan, perusahaan membuat aturan denda, untuk menertibkan karyawan. Seperti kantor lama saya mempunyai peraturan jam masuk yang ketat. Yakni jika lewat jam 8 masuknya makan akan kena denda 10rb rupiah.
  • Diberi makan siang
  • Biasanya gajian tanggal 25 :D
  • Dan lainnya
from : http://bubusayangelmo.blogspot.com/


Tipe ini merupakan tipe yang ke”kota-kotaan” sekali. Enaknya, perusahaan diwajibkan memberikan tunjangan seperti Jamsostek, asuransi kesehatan, jatah cuit 12 hari, dsb. Untuk perusahaan tertentu malah ada tunjangan lain yang berupa bensin, uang makan di luar kantor, tunjangan luar kota, dan lainnya.
Untuk beberapa kalangan, bekerja secara professional adalah tipe pekerjaan yang disukai. Mereka suka untuk berlaku secara teratur, dan bekerja dibawah perintah. Teorinya : bekerja sesuai dengan order.
Perusahaannya biasanya terletak di daerah pusat bisnis, seperti : Thamrin/Sudirman, Pemerintahan, dan sebagainya. Jenis usahanya juga seputar keuangan, akuntan, asuransi, dan semacam itu.

Tipe yang kedua adalah Bekerja secara kekeluargaan
Ini adalah tipe yg sangat konservatif, tipe yang mempunyai ciri2 :


  • Mau pakai sandal boleh, mau ngesot juga terserah.
  • Seragamnya apa aja boleh, mau pake kaus kutang juga ga masalah, asal ga telanjang aja. Tapi biasanya sih, kaus berkerah tapi rapi aja 
  • Masalah jam kerja, tipe ini sangat flexsibel, terkadang Cuma 4 jam bekerja, terkadang bisa sampai 2 hari-an ga pulang-pulang. 
  • Biasanya gaji sudah all in, jadi ga dikasih makan siang. Enaknya kita bisa milih mau makan apa, ga enaknya, ya tentu aja keluar duit lagi buat makan L 
  • Waktu gajian kurang lebih sama dengan kantoran biasa (profesional) tapi terkadang kalau order lagi sepi yah, sering juga mundur ke tanggal 1 bulan depannya. 
  •  Dan lainnya (copy paste dari atas)


Tipe ini biasanya bergerak di bidang Design (biro arsitek, kontraktor kecil-kecilan, dsb) dan usaha kecil-kecilan, istilahnya bisnis menengah ke atas lah. Untuk lokasinya biasanya sih berada di perumahan-perumahan. Maksudnya supaya tidak terhitung sebagai kantor (biasalah untuk menghindari wajib pajak).  Untuk jaminan, biasanya hanya diberi juga sudah bertahun-tahun bekerja di PT tersebut.
Jika harus memilih, anda akan memilih yang mana? Atau mungkin pertanyaanya diganti, tipe mana yang menurut anda tipe terbaik untuk menunjang kenyamanan seseorang dalam pekerjaan?
Masing-masing individu pasti punya selera dan kesukaan yang berbeda-beda. Nah jika ditanyakan ke saya, dengan latar belakang saya berasal dari dunia Arsitek, saya lebih suka jika di-mix kan antara keduanya.  Ada beberapa hal baik yang bisa kita dapatkan dengan metode kantoran (baca : profesional) yaitu masalah asuransi kesehatan, Jamsostek. 2 hal ini adalah hal penting untuk hari depan. Karena keselamatan adalah nomor satu (kalau kata K3) dan hari tua harus direncanakan dari sekarang, minimal yah dari jamsostek tadi. Itu lah hal baik yang dapat kita ambil dari metode kantoran. Yang lainnya saya kurang setuju.
Untuk metode kekeluargaan saya sangat menyukai semua caranya, terkecuali soal penghargaan terhadap karyawan yang tidak kita dapatkan dari kantor, seperti jaminan kesehatan, lahiran istri, dll.
Saya mempunyai beberapa kritik terhadap metode kerja kantoran yang tipe pekerjaannya hanya di belakang monitor saja :


  1. Memakai sepatu pantopel sepanjang hari.Buat apa sih memakai sepatu pantopel terus? Toh ga ada yang lihat, dan kaki anda berpotensi kena jamur jika anda tidak rajin mengganti kaus kaki anda. Apalagi dapat menimbulkan aroma yang tidak sedap. Yang kalau bau lebih mirip bau air got dari pada bau kaki.
  2. Memakai seragam yang rapi, berkerah, rok (untuk wanita),kemeja, dll
    Bahwasanya tidak ada gunanya kita rapi-rapi berangkat ke kantor, padahal seharian ga kemana-mana, seharusnya berpakaian santai saja, itu cukup.  Terkecuali anda adalah orang marketing yang memang jam terbangnya tinggi, harus meeting kemana-mana.
  3. Mempunyai work hour tetap yaitu 8 jam, biasanya sih dari jam 8 sampai jam 5. Ga kurang dan ga lebih. Pokoknya 8 jam mesti stand by di depan computer.Pengalaman saya ketika saya bekerja kantoran, waktu efektif saya bekerja hanya sekitar 4 jam. Bayangkan waktu 4 jam lagi yang kita habiskan hanya untuk buka internet, curi-curi waktu maen game, tidur, dsb. Bukankah lebih baik secukupnya aja, tapi jika memang dibutuhkan ya lembur 3 hari ya jangan ditolak.
  4. Biasanya, untuk menertibkan, perusahaan membuat aturan denda, untuk menertibkan karyawan.Buat apa sih membuat denda ga jelas seperti ini? Bukankah mood orang bekerja itu berbeda-beda? Saya lebih prefer membebaskan jam masuk kerja karyawan, supaya dy mendapatkan mood yang terbaik pada hari itu untuk bekerja. Kalau seharian ga mood yaudah potong gaji aja :D.
    Dan lagi jam kerja yang berbeda dengan kantor lain akan membuat stress anda selama perjalanan ke kantor akan berkurang, secara jam macet kan dari jam 6 pagi ke jam 8 dan dari jam 5 sore ke jam 8 malam. Nah dengan mundurnya jam masuk, yang berakibat kepada mundurnya jam pulang, bukankah kita justru menghindari jam macet?Masing-masing orang pasti mempunyai penilaian yang berbeda, tapi menurut saya, jika seseorang nyaman akan pekerjaannya, niscaya walau, cuma 3 jam di tempat kerja, biasanya hasil pekerjaannya bisa lebih baik dari pada orang yang ga nyaman dan diaksa berasa di ruangan selama 8 jam.
Kenyamanan bekerja menghasilkan karya yang baik.
Tapi memang kembali lagi ke orangnya, terkadang dengan kondisi kaku, dia malah lebih suka, bahkan lebih produktif, tergantung.
Itulah sedikit celoteh saya tentang suasana pekerjaan, banyak sih yang diungkapkan, tapi ga tersalurkan. Mungkin di tuisan yang lain. Semoga bermanfaat. Salam malam kamis. Selamat menunaikan ibadah kenaikan Tuhan Yesus Kristus bagi yang merayakan. Buat yang tidak merayakan, selamat berlibur semua.