Api dan Air
Merah dan Biru
Nyaring dan Pelan
Enthusiasm dan Silent
Yin dan Yang
Betapa banyak cerita, sejarah, legenda dan perbandingan yang
sering mengangkat 2 hal ini. Bahkan Naif-pun mengengkat judul lagunya dengan
salah satu perbandingan di atas (api dan air)
Pernah dengar cerita Ken dan Ryu di serial komik ataupun
game Street Fighter? Mereka adalah 2 murid sebuah Dojo (Dojo itu semacam tempat
latihan bela diri) di Jepang. Diceritakan di kisah itu jika Ken dan Ryu
mempunyai perbedaan mendasar tentang karakter. Ken, pemuda Amerika yang lahir
dari keluarga kaya digambarkan sebagai orang yang semangat, tidak sabaran,
nakal, dan ambisius. Sedangkan Ryu digambarkan sebagai anak yatim piatu yang
mempunyai masa lalu suram, pendiam, sabar, dan sangat taat kepada peraturan
Suhu-nya (guru silatnya). Tapi dibalik perbedaan karakter yang sangat
signifikan tersebut keduanya bisa berteman baik, dan bahkan diceritakan
keduanya seperti saudara kandung, saking dekatnya. Lalu sampailah mereka pada
titik dimana mereka harus menemukan caranya masing-masing untuk menggali
potensinya. Ketika mereka berdua sparing (bertanding 1 lawan 1), Ryu harus
berusaha lebih agresif untuk mengimbangi pukulan Ken yang serius dan tidak
segan untuk memukul-nya. Ken juga harus berusaha untuk tidak sepele terhadap
latihan yang diberi suhu-nya, untuk mengimbangi ketekunan Ryu. Masalah mulai
muncul ketika sedang sparing ternyata dibalik “diam”nya Ryu, tersembunyi amarah
luar biasa yang terpendam sejak dia masih kecil. Pada titik ini Ken, sebagai
orang terdekatnya, yang sangat bergairah ternyata lebih bisa menguasai emosinya
dari Ryu dan diberi tugas oleh suhu-nya untuk selalu memperhatikan Ryu untuk
tidak terpancing untuk mengeluarkan oleh emosi dari dalam dirinya.
Cerita di atas sungguh dekat dengan kehidupan kita, kita
sering melihat kemarahan orang yang sering diam jauh lebih mengerikan dari orag
yang sering marah-marah. Di sisi lainnya, orang yang sering marah-marah
biasanya lebih gampang melupakan masalah dibanding orang yang diam. Orang yang
diam-diam biasanya suka untuk memendam perasaannya. Mungkin anda harus menonton
film “He’s a quiet man” untuk bisa merasakan emosi orang pendiam.
Manusia terlahir dengan pembawaan yang beragam. Ahli
psikologi membuat penggolongan karakter manusia menjadi 4, yaitu : Kolerik,
Sanguin, Plegmatik, dan Melankolik. Mereka membuat sebuah tes dengan pertanyaan
unik untuk mengetahui karakter seseorang melalui skor yang didapat. Jadi
menurut ahli psikologi, manusia secara garis besar mempunyai semua karakter di
atas, penggabungan 2 karakter dengan nilai tertinggilah yang membuat kita mampu
mendefenisikan apa karakter seseorang.
Tapi kemungkinan kecil, tidak semua bisa dinilai dari tes ini,
karena banyak yang tidak jujur ketika menjawab pertanyaanya atau salah ketika
mengisi form tes-nya.
Jika dirunut lagi menjadi satuan yang lebih kecil,
sebenarnya 4 karakter itu bisa dibagi lagi menjadi 2, yaitu : Extrovert
(Kolerik dan Sanguin) dan Introvert (Plegmatik dan Melankolik)
Yup. Kembali lagi ke pembahasan awal kita
Extrovert artinya keluar, lebih mampu mengeluarkan keinginannya.
Sedangkan Introvert berarti lebih ke dalam, lebih suka untuk memendam
keinginannya.
Saya saat ini sedang digandrungi oleh game “Boom Beach” di
hape. Game yang dikeluarkan oleh prosuden game terkenal Android, Super Cell,
ini adalah game strategi bertemakan perang antar pantai. Intinya game ini
adalah bagaiman kita bisa menyerang dan juga bertahan dengan baik. Melalui game
ini saya cukup bisa menggambarkan karakter orang, jika orang tersebut
Introvert, biasanya dia lebih senang untuk membenahi pertahanan lebih dahulu, membuat
strategi pertahanan yang kuat, upgrade Canon, Machine Gun, Tower Sniper, dan
mencari Sclupture pertahanan yang tinggi. Sedangkan karakter menyerang biasanya
lebih senang untuk meng-upgrade ability para Troop (pasukan) di Armory dan
menaikkan level Landing Craft, agar mampu memuat Troop lebih banyak.
Imbas dari kedua metode itu apa?
Sisi baik orang yang terlalu suka menyerang adalah mereka
akan mendapatkan banyak Resource dan mendapatkan banyak medali. Sedangkan sisi
buruknya adalah mereka akan rentan untuk diserang dan akan memperbesar peluang
kehilangan Resource yang sudah diperoleh.
Sisi baik orang yang terlalu suka bertahan adalah mereka
akan mempu menghindarkan kehilangan Resource dari para penyerang. Sedangkan
sisi buruknya adalah mereka akan lamban untuk berkembang, jika mereka hanya
mengandalkan Residence atau Sawmill (penghasil Resource lokal) semata, itu
tidak akan cukup.
Kedua perumpamaan di atas, tentang karakter Ken-Ryu dan game
Boom Beach, hanyalah contoh tentang kehidupan kita. Dimana kita dituntut untuk
mampu mengembangkan kelebihan kita tapi tetap membuat evaluasi kita tentang
kekurangan kita juga.
Tidak ada yang salah dengan kedua karakter tersebut, yang
menjadi salah adalah ketika orang dengan karakter “menyerang”, terlalu
mengoptimalkan karakternya sehingga dia lupa untuk bertahan, sehingga dia
kehilangan kendali atas apa yang dia punya.
Begitu juga dengan si karakter “bertahan”, yang terlalu
pasif untuk tidak melakukan kesalahan, karena dengan bermain aman, kemungkinan
untuk tidak berkembang semakin besar, sehingga ketinggalan dengan yang lain.
Menyerang dan bertahan memang hal yang berbeda, tetapi jika
ingin menjadi pemenang harus dipadukan menjadi 1 organisasi yang utuh.
Nah aku dan kamu juga sama, kita memang berbeda, mungkin aku
terlalu bertahan, dan kamu terlalu menyerang. Sebelum kita benar-benar terbawa
dengan karakter kita masing-masing, sebaiknya kita menyatukannya agar menjadi
satu strategi yang utuh.
Belajar memang akan membuat langkah kita sedikit melambat.
Bayangkan, tim yang dengan formasi bertahan mengharapkan timnya
membuat banyak gol? Atau tim dengan penyerangan super mengharapkan clean sheet
(tidak kebobolan) dalam 1 pertandingan?
Aku harus belajar untuk mencoba lebih inisiatif dan kamu
juga harus berusaha untuk lebih sabar.
Simple kan?
Semua pasti butuh latihan. Untuk hasil yang lebih baik,
memang selalu butuh latihan.
Karena lebih baik melambat sedikit daripada mengulang dari
awal bukan?
No comments:
Post a Comment