Hai semua, ingin berbagi cerita nih. Tentang surat, yang
selalu di tanyai oleh pak polisi pas lagi rasia atau emang mereka “pengen”
nilang aja, ya, STNK.
Sebelumnya, pada tanggal 15
Januari 2013 kemaren, Selasa pagi, saya berangkat ke kantor seperti biasa, rute saya adalah Kontrakan>Prapatan
Atrium>Monas>Prapatan Harmoni>Biak>Tomang. Nah sampailah saya di
belokan Biak, tiba-tiba ngeliat ada 2 orang polisi berhentiin motor-motor dari
jauh, (langsung saya nyalain lampu :p ) saya sih pede aja, lengkap ini semuanya,
eh eh, taunya di berhentiin juga. (Kebetulan di kantor saya ada peraturan jam 8
pagi, teng, mesti masuk kantor kalau engga, denda 10rb) saya memang buru-buru dan malas
berurusan dengan hal seperti ini.
Dia menghentikan motor dan ini percakapan
kami :
Pol : selamat pagi pak. Mana STNK dan SIM? (ga pake basa
basi langsuung nagih stnk dan sim)
Ane : (Emang dasar ga mau rugi dengan telat masuk kantor dan
saya mau cepet cepat selesai saya nyeletuk : ) ini pak. Aduh saya terlambat bgt
ini (sembari ngeluarin sim n stnk)
Pol : hmm.. (berpikir
beberapa saat) wah, stnk kamu udah mati nih, ditilang yah (sambil lirik)
Ane : (kesel campur dongkol, saya udah tau maksud nya mau
minta duit, saya ogah dan ga mau ngasih nih polis duit sepeser-pun, akhirnya)
yaudah ditilang aja pak.
Yaudah di tilang dan saya langsung
cabut ke kantor, untung belum telat. Bercampur kesal, saya cerita ama orang
kantor, dy bilang memang kaga ada pasalnya kalau polisi berhak nilang orang
yang stnk nya blm diperpanjang. Wah dengan semangat membara, langsung mencari-cari
di internet tentang peraturannya, eh nemu, di beberapa blog di sebutkan memang
tidak ada pasal yang memberatkan pengguna motor untuk di tilang yang sesuai
dengan UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas yang di dapat dari Polda Metro Jaya
(dapat di baca di http://metro.news.viva.co.id/news/read/143034-daftar_denda_tilang_untuk_pesepeda_motoratau ini : http://www.inilah.com/read/detail/433162/inilah-pasal-penting-dan-denda-uu-lalu-lintas).
Dan agan-agan terhormat, pada tau
ga jenis pasal yang saya langgar pas saya periksa surat tilangan saya? Pasal 293
:2 (Tidak menyalakan lampu utama pada siang hari) dan pasal 287 :2 (Melanggar
aturan Perintah atau larangan yang dinyatakan dengan alat pemberi isyarat Lalu,
atau menerobos lampu merah). Setan! Kesel bgt, ini kan namanya penipuan, mana
ada saya terobos lampu merah, atau engga nyalain lampu.
Dongkol donk, saya langsung memprint
halamannya dan nyamperin lagi polisi yang tadi, lalu saya pertanyakan tentang
pasal yang saya terima, saya bilang, “mana ada pasalnya tentang nilang ga
perpanjang STNK”, dia bilang : “ada koq hukumnya” sambil naik motor, trus
pergi. Trus saya pikir lagi dalam hati, buat apa ngejar dia, toh saya juga udah
tanda tangan di surat tilangan.
Akhirnya saya balik ke kantor dengan perasaan armand
maulana, eh gundah gulana.
Karena kejadian di atas saya jadi punya beberapa tips untuk
pengendara sepeda motor yang masih masih awam berhadapan dengan polisi jalanan ketika
anda dirasia:
- Sebelum memulai semuanya, kalau masih sempat, nyalakan alat perekam suara, HP, MP3,dll. Atau, kalau anda punya boncengan minta bantuan dia untuk merekam pembicaraan.
- Tanyakan namanya, kalau ga punya name-tag,karena bisa jadi dia itu polisi gadungan.
- Ketika anda di berhentikan, jangan langsung emosi dan pengen cepat selesai,ladenin aja sebentar. Tanyakan : Ini ada apa ya pak? Kalau di bilang ada rasia, coba minta surat keterangannya, sebagai penanda kalau kita bukan tikus jalanan yang gampang di permainkan
- Kalau emang lagi ada razia, tanyakan kesalahan anda apa. Sebisa mungkin anda juga terbebas dari berbagai sangsi missal : nyalain lampu, spion lengkap, plat ga masalah, punya SIM n STNK, dll. Pada periode inilah anda berargumentasi dengan polisi, dan jangan sekali-sekali ngalah kalau anda memang benar.
- Jangan memberikan uang kepada polisi!
- Kalau anda masih ditilang juga, percakapan yang sudah di rekam tadi bisa anda jadikan bukti jika anda ingin mengadukan polisi tersebut
hahaha, di posting juga, pertamax comment gan..
ReplyDelete