
Macet,
banjir, polusi, gaya hidup moderat adalah identitas kehidupan warga Jakarta
yang harus mereka jalani. Entah kenapa hal-hal tersebut sudah seperti mendarah
daging. Kali ini saya mau lebih membahas tentang macet dan “keunikannya” (lebih
kepada sengsara sih tepatnya). Moto macet di Ibukota negara ini adalah “kalo ga
macet ga berasa di Jakarta”. Titik rawan macet hampir terjadi di seluruh
jalan raya di Jakarta, namun yang paling terkenal akan kemacetannya adalah :
Kuningan, Cempaka Mas, Gatot Subroto, kemang, dan lainnya. Penyebab kemacetan
bermacam-macam, diantaranya : jam pergi/pulang kerja, hujan, pohon tumbang
(jika ada angin kencang), angkutan yang ngetem, kontainer keluar dari pelabuhan
(khusus daerah utara), bahkan terkadang adu bacot di jalan raya/tol sering
bikin macet sampai berkilo-kilo. Ada cerita menarik waktu jamannya kuliah,
ketika pulang dari Depok, bus Patas 82 cuma bergerak seiprit-iprit sampai 1 jam-an, nah ketika bertemu pertigaan cawang
jalanan langsung lancar (yang 1 ke arah Grogol dan yang satu lagi ke arah
priok). Entah apa yang dilakukan para pengemudi itu ketika nemu pertigaan itu,
bisa jadi mereka tos dulu dan memberikan semangat kepada para pengemudi yang ke
arah biang macet, yaitu Grogol /Bandara Soeta, saya ga ngerti dah.


Apa
sih yang di lakukan warga Jakarta ini jika berada dalam kondisi macet seperti
itu? Ada yang rajin mendengar radio tetang kondisi terkini, bukan untuk
mendengar kapan lancar, karena itu tak mungkin, tapi hanya untuk mendengar
kondisi pengemudi di lokasi lain yang senasib dengannya. Ada yang tiba-tiba
berubah menjadi tukang parkir professional yang mengumpulkan rejeki. Ada juga
yang memainkan game di hape, mencoba menamatkan level tertentu yang tidak
sempat dilakukan karena banyaknya pekerjaan. Ada lagi yang menghentikan
motornya (ato lebih tepatnya, motornya mati karena kaburatornya kemasukan air)
dan menjadikan macet dan banjir itu sebagai pemandangan. Dan banyak aktifitas
baru lainnya.
Jakarta,
itulah yang membuat orang-orang betah berlama-lama di jalan raya. Tempat dimana
uang berputar, barang-barang murah/grosiran, bisnis, dan hal menarik lainnya
berada. Karena itulah, kenapa jumlah warga Jakarta bukannya semakin berkurang,
tapi semakin bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun walau diperhadapkan dengan
kondisi yang sumpek seperti jakarta ini. Jika jumlah penduduk makin bertambah,
otomatis angka kendaraan makin bertambah, otomatis juga kemacetan akan
menjadi-jadi.
Jakarta,
tempat dimana gengsi ada di tempat kedua setelah makanan, dalam prioritas hidup
warga Jakarta. Demi beberapa gepok uang yang mereka kumpulkan tiap bulan,
mereka rela mengkondisikan diri mereka sebagai tawanan macet. Tertawaan si manusia
sederhana.
Walaupun
sebenarnya ga selamanya macet itu = Jakarta. Dulu setiap lebaran tiba, kami
sangat menikmati Jakarta, sepi men. Kalo biasanya melaju dengan kecepatan
20-30km/jam, pada saat libur lebaran tiba. Kecepatan 60-80km/jam adalah
standar. Karena kebanyakan warga Jakarta sedang pada mudik tentunya. Tapi
uniknya tahun lalu, kata status orang-orang Jakarta katanya tetap rame
loh. Entah apa yang terjadi, mungkin lagi rajin menabung makanya malas pulang
kampung.
Ini
sedikit tips kepada warga Jakarta agar semakin “hebat” dalam menyiasati macet :
- belilah power bank jika anda orang yang mobile, karena ini hape adalah senjata ampuh dalam meladeni macet. tapi saya sarankan anda tetap berhati-hati ya ketika menggunakan hape pada waktu mengemudi. safety first.
- jangan biarkan bensin dalam keadaan mendekati E (Empty), anda mau dorog mobil sampai Pom bensin?
- dengar radio yang memberitakan kondisi lalu lintas terkini, siapa tahu ketika anda nge tweet atau nelpon, anda ditelepon balik radio yang bersangkutan, yah lumayan biar eksis dikit.
- sebisa mungkin jangan sendirian, lumayan biar ada teman ngobrol
- berkhayal, mungkin anda terlalu sibuk selama ini sehingga anda kekurangan waktu untuk membayangkan hal-hal imajinatif yang menyenangkan hati kalian, misalnya : membayangkan Arsenal Treble Winners
- berdoa. banyak-banyaklah berdoa, karena cuma itu yang bisa anda lakukan jika poin 1-5 tidak bisa anda lakukan. berdoa membuat anda banyak berserah sama sang Khalik, termasuk saat puncak macet sekalipun. Semoga anda dikuatkan

keep strong Jakartans
*maaf postingnya harusnya kemaren,
07 februari 2013, untuk menyelaraskan dengan fakta di lapangan, cuma baru
kesampain hari ini :))
salam macet! eh salam semangat!
No comments:
Post a Comment