Wednesday, February 20, 2013

8 Jenis Fans Sepakbola

from yosephkelik.blogspot.com
Ditengah hiruk pikuk Liga Champion yang lagi melanda dunia sepakbola. Ada sedikit gambaran tentang penunjang terbesar dalam dunia  sepakbola, yang membuatnya bisa sangat eksis hingga pada saat ini, yaitu : fans, fans disini maksudnya bukan kipas ya teman-teman.
Fans adalah raja dalam sepakbola, kerjaannya hanya menonton, duduk manis, namun menuntut tim kesayangannya untuk selalu menang dan meraih juara. Padahal kalo dipikir-pikir, mau ngomong apa juga yang nentuin taktik dan lainnya itu kan pelatih dan pemain itu sendiri, penonton ya cuma bisa komentar. 
Saya sendiri suka bingung ngapain saya mukul-mukul ubin lantai jika ada peluang yang gagal dimaksimalkan jadi gol. Kadang tengah malam suka teriak kalau ada pemain kita yang dicurangin. Yang lebih parah lagi, suka tepuk tangan sendiri kalo ada gol tercipta, padahal nontonnya sendirian. Beberapa kali ada terdengar teguran bernada sumbang “sssstttt” dari kamar sebelah, yang terganggu akan aktifitas yang nonton bola, abis itu diam lalu teriak lagi, lalu di tegur lagi abis itu berisik lagi, gitu terus sampai yang negur menjadi bosan.
Ada beberapa tipe fans sepakbola menurut sumber yang sangat dapat di percaya, yaitu fans-nya sendiri, saya defenisikan menurut latar belakangnya saja yah. ini dia :

  1. Ngefans bola karena pacarnya (atau mungkin suaminya) suka sepakbola 
Ada beberapa contoh nyata yang dapat dimintai keterangannya, tapi karena dia ingin namanya disamarkan kita sebut saja namanya : “bunga bangke”. Jadi ceritanya ceweknya si bunga bangke ini agak alergi ama sepakbola (kaya nama pelatih Milan), tapi dengan sedikit usaha yaitu : membeli jersey bola, nonton bareng, mau ga mau, dan suka ga suka, lambat laun ceweknya si bunga bangke ini akhirnya  tertarik juga sama tim yang didukung olehnya. Salute. Malah untuk contoh kasus yang lain ada yang pada akhirnya lebih fanatic daripada fans aslinya. wow. Saya sendiri masih dalam perjuangan untuk meyakinkannya. Ohh God helep.
  1. Ngefans karena bapaknya suka bola
Secara dulu acara hiburan di tivi ga sebanyak sekarang, jadi waktu bola disiarin di tivi nasional, saya masih ingat liga Italy adalah tontonan favorit, karena emang cuma liga itu yang disiarin. Bapak nonton apa, ya anaknya yang laki-laki juga ngikutin donk, kalo lagi nonton bola ya ikut nonton bola juga. Gengsi donk nonton telenovela bareng ibu atau saudara perempuan. Nyimak siaran bolanya bentar, keluyuran, nonton lagi, nanya-nanya, eh malah jadi suka.
Ibarat pacaran, yang jadian karena sering ketemu plus malu karena belum punya pacar padahal sudah berumur.
  1. Ngefans karena warnanya bagus.   
Ini kisah nyata loh, ada temen saya yang ngefans ama bola, cuma karena warnanya baju ata logo klubnya bagus. Tapi lambat laun setelah sering nonton,sering maen bola, kumpulin poster-poster bola. Akhirnya dia bertobat dan ngefans secara tulus. Untunglah dia sudah “sehat”.
  1. Ngefans karena nasionalis
Nah ini adalah sekelompok manusia yang ngefans ama bola ketika event-event berskala nasional atau internasional diadakan, misalnya : Piala Dunia, Piala Eropa, dan tentu saja AFF dan Piala Asia (kalo Indonesia lolos, upss). Rasa nasionalisme-nya tiba-tiba muncul, termasuk saya.
Dan yang unik dari jenis fans ini adalah mereka suka membawa-bawa masalah penjajahan jaman tahun jebot sampai sekarang. Misalnya kalau Belanda atau Jepang sedang bertanding, semua sumpah serapah mengiringi disepanjang pertandingan. Anda tau kenapa? Ya, karena dulu Indonesia dijajah sama mereka, mungkin karena sumpah-serapah orang indonesia itu juga kenapa Belanda dan Jepang ga pernah juara Piala Dunia hingga saat ini.


Namanya dikalangan komentator sepakbola adalah munculnya penyakit  “demam sepakbola”. Lihat jutaan rakyat Indonesia jadi fasih menyebutkan satu persatu nama-nama pemain Indonesia yang bertanding di piala AFF. Magnet nasionalisme Indonesianya sudah akut. Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri  pun demikian halnya. Ketika Perang Dunia II meledak di Polandia, perang dihentikan untuk sementara dilokasi itu karena sedang ada derby ibukota yang sangat sengit, yang di sebut Derby Warsawa.
By the way, soal Piala dunia, saya punya mimpi Indonesia ikut Piala Dunia. Kebanggaan saya sebagai warga Negara Indonesia menyeruak membayangkan jika suatu saat nanti menyaksikan Negara RI tercinta berlaga di sana. Ya suatu saat nanti *tiba-tiba jadi sedih
  1. Ngefans karena ngefans sepakbola dianggap “laki”
Nah ini adalah fans yang menutupi ke-feminim-annya dengan ngaku-ngaku fans bola.  Aih masih ada ya orang kaya gini. Ini banyak terjadi ketika pria sedang pedekate dengan incarannya. Klasik.
  1. Ngefans bola karena pergaulan
Ah..inilah si boy, korban pergaulan, karena tidak ingin ketinggalan nongkrong bareng di mall atau café, dia memutuskan untuk ikut-ikutan ambil bagian dengan ngefans salalh satu tim yang bertanding, biar disangka keren. Kalau lagi ada gol, ikutan teriak, tapi kalau lagi ga ada gol, ngobrol ama teman sebelah. Pas gol, teriak lagi, abis itu update status di twitter : “yess,goal lagi” -__-“. Kalau saya ketemu  orang kaya gini, rasanya pengen nyambit pake sepatu.
  1. Ngefans karena tim yang lagi trend.
Kita sebut saja namanya karbit, istilah buat buat fans yang suka bola ketika tim yang didukung lagi ok (baca:juara), padahal ketika tim lagi terpuruk, si fans ini berada entah dimana. Mungkin dia lagi bertapa dan mengintip peluang serta menghindari serangan fans lawan. Munculnya dia hanya ketika tim yang lain sedang kalah, supaya ada bahan cengan. Bahasa kerennya : lagi mantau.
  1. Ngefans karena memang cinta sepakbola >> fans sejati
Seorang teman saya, ada yang benar-benar ngefans Chelsea, semenjak jamannya Zola atau Hasselbaink masih bermain. Itu adalah masa-masa sulit Chelsea karena untuk masuk 4 besar pun sangat jarang. Nah ketika Chelsea juara liga champions kemaren dan beberapa gelar lainnya, menurut saya dialah orang paling tepat untuk merayakannya. Tidak seperti fans yang tiba-tiba mengaku dirinya “the blues” ketika Mourinho mulai melatih Chelsea.


true fans
Fans sejati adalah fans yang mengikuti perkembangan timnya baik ketika sulit maupun ketika menang. Ketika lagi kalah besar sekalipun dia tetap menyerukan cintanya pada klub kesukaannya. Ketika timnya kalah, dia tahu apa yang mesti dikoreksi, tidak melulu menyalahkan skor yang terjadi. Karena itulah sepakbola, tidak selalu skor yang menjadi hasil terpenting, walau memang tujuan akhir adalah meraih kemenangan. Tapi jika memang blm beruntung dan belum saatnya menang, masa iya dipaksain? Fans sejati adalah fans yang menghormati klubnya sehingga tidak menjadi bulan-bulanan fans lawan. Fans sejati tidak menjadi ciut ketika diserang fans lawan. Saya sendiri kalau Arsenal lagi kalah, mencoba mencari pembenaran dengan adu tanding PES.
Bill Shankly bilang : jika anda tidak mampu mendukung tim ini ketika kalah atau seri, jadi jangan mendukung tim ini ketika meraih kemenangan”
Yes bro,fans sejati adalah fans ketika kalah atau menang, memberikan support positif ke sesama fans lawan, tetapi tidak terlalu aroga ke fans lawan, karena itu bunuh diri, karena tidak ada tim yang selalu sukses, semua ada masanya.

Jadi anda (termasuk) yang mana?

*tulisan ini jangan terlalu dianggap serius, walau memang kisah diatas itu nyata

No comments:

Post a Comment