Tuesday, February 5, 2013

belum ada judul



Terlahir dengan banyak kekurangan membuat dia agak di remehkan di tengah2 tumpukan lampion, tapi ditengah-tengah lampion itu sendiri, dia kerap menjadi terang yang membuat lampion itu selalu ceria dan berwarna orange. Si Empunya Kehidupan pasti punya maksud dalam diriku,pikirnya.
Dia berbeda dengan anggota lainnya, dia seperti hape bersistem Lumia, ketika hape yang lain bersistem Android atau IOS. Dia sering mempertanyakan pada Si Empunya Kehidupan, kenapa seperti itu? Apa yang salah? Kenapa ada perbedaan yang begitu mencolok padahal sama-sama hape.
Tertawaan menjadi santapannya, walau tidak nikmat memang, tapi dia mencoba menikmatinya dan bahkan mencoba untuk membagikannya kepada orang lain. Walau kebanyakan orang lain tidak mengerti dan tetap menertawakannya.
Besar dengan kesendirian membuat dia tidak begitu mengerti  apa arti gaya hidup. Padahal bagi banyak orang gaya hidup adalah pergaulan. Gaya hidup adalah induk ayam yang harus selalu diikuti. Ketika dia mempertanyakan apa gunanya gaya hidup, jawabannya hanya tertawaan. Tertawaan yang mengeluarkan hormon positif ke tubuh yang menertawakan dengan mengambil hormone positif yang di tertawakan.
Dia bosan dengan semua tertawaan itu. Dia ingin berubah. Dia ingin bergerak. Dia ingin berguna. Dia ingin berkarya. Dia mulai peduli dengan tertawaan itu. Ternyata dia tidak sendiri. Hidup kesendirian yang selama ini dia jalani perlahan-lahan berubah menjadi warna yang awalnya hitam, mulai kebiru-biruan lalu ke hijau-hijauan, hingga pada akhinya mulai berwarna kuning atau orange.
Kuning atau orange melambangkan semangat, keceriaan, tapi juga melambangkan sampah dan keegoisan. Dia pun mulai sadar dengan hal itu, dia pun mulai berpikir, berpikir dengan maksimal, yang membuat otaknya mulai penuh dengan banyak hal, dia butuh ember untuk diisi dengan pikiran-pikirannya sebelum black hole datang melenyapkan semua hal itu.
Sekarang kehidupan memanggilnya untuk berbuat sesuatu, supaya berada di antara makhluk lain yang bertujuan untuk membangun kehidupan. Dia merasa sudah terlalu jauh dari garis yang benar.
Dia ingin memakai mata yang selama ini sudah terlalu letih untuk melakukan hal yang sia-sia. Menggunakan tangannya untuk menggambar alur kehiupan yang selama ini berantakan. Menggunakan perasaanya untuk membangun cinta yang selama ini masih dalam perencanaan. Menggunakan penciumannya untuk menyingkirkan bau kemalasan yang menyengat. Menggunakan isi kepalanya untuk mengatur strategi agar semua indera tubuh bekerja tanpa mengeluh.
“Hey lihat, dia begitu semangat untuk membangun kehidupannya!” lapor si waktu kepada Si Empunya Kehidupan, tapi si waktu berpikir dalam hatinya : masih sempatkah?
“Sudah siapkah kamu?” Tanya Si Empunya Kehidupan. Dia hanya mengangguk dengan tatapan semangat, sambil melihat peta kehidupan yang di berikan oleh Si Empunya Kehidupan.
Siapakah dia? Dia adalah anak manusia dengan seonggok otak dan segenggam hati yang ingin tahu kemana Si Empunya Kehidupan mengarahkannya.

No comments:

Post a Comment