Friday, September 20, 2013

Bermil-mil jauhnya..

Sebenarnya sih, karena kita orang Indonesia, seharusnya kita memakai satuan “kilo” bukan “mil” untuk menyatakan jarak. Jadi judulnya “berkilo-kilo Jauhnya”, tapi sepertinya terdengar aneh yah. Jadi biar agak keren, kita pake istilah orang luar aja, mil, hehe. Tanpa saya sadari ternyata selama ini, saya menempuh perjalanan yang lumayan jauh, kalau dibuat semacam peta untuk menggambarkan perjalanan saya biasanya bersama si motor butut ini sepertinya cukup seru untuk dituliskan.
Daerah yang saya jalani biasanya memang hanya seputar Cibinong, Depok, Setiabudi, dan Cempaka Putih saja. Namun jika diakumulasikan jarak tempuhnya, rasa-rasanya saya sudah bisa mengelilingi Jakarta sebanyak 3 putaran.
Ini semua berawal dari keputusan saya ambil untuk menetap di Cibinong dan juga bekerja di Gunung Putri, Bogor semenjak bulan April yang lalu. Alasan saya sih untuk perbaikan karir (perbaikan karir kok malah keluar Jakarta, hehe) dan juga mendekatkan diri dengan teman-teman sejawat yang berprofesi sebagai Arsitek.  Ceritanya, nanti bekerja sama dengan mereka bisa lah buat nambah uang jajan, tapi apa daya, sungguh banyak hal luar biasa yang terjadi selama saya berada di Cibinong, mulai dari kematian Tulang (paman) saya yang rumahnya cuma beberapa blok dari rumah saya; tempat pekerjaan yang sebenarnya tidak terlalu dekat dari rumah (namun gara-gara jalanan jelek, jadi terasa jauh); dan perginya teman-teman saya yang tadi saya sebutkan ke Malang (yang terhitung dari sebelum lebaran kemaren menetap disana dan tidak tau pulangnya kapan).
Terasa miris memang. Namun semua hal harus disyukuri, ingat : SEMUANYA. Keberadaan saya ditengah-tengah keluarga Nantulang yang ditinggalkan oleh Tulang beberapa waktu lalu, pekerjaan yang diberikan oleh kantor, komputer baru yang boleh disediakan oleh pihak kantor, proyek kecil-kecilan yang hasilnya “benar-benar kecil”, dan semuanya.
Pada akhirnya saya harus menjalani semua ini dengan sedikit persaaan yang tidak bahagia dan penu hdengan pertanyaan akan menjadi apa saya di hari depan. Namun saya harus tetap menjalaninya dengan sukacita dan mempersiapkan ulang langkah-langkah ke depan, karena langkah saya sebelumnya yang kurang perencanaan matang, dan juga Kehendak Tuhan yang berkata lain, tentunya.
Jangan sampai perjalanan saya yang bermil-mil jauhnya selama ini jadi sia-sia hanya karena visi yang tidak matang dan tidak terarah, menjadi lenyap bersama keputus-asaan saya selama 6 bulan ini.
GA BOLEH!

.... (udahan ya curhatnya)
Secara kartografi (ilmu yang mempelajari tentang peta) saya memiliki rute yang sedikit berputar-putar dalam mencapai sebuah tempat, ini diakibatkan oleh posisi sungai Ciliwung yang memisahkan Bogor-Cibinong-Depok-Jakarta ini. Keterbatasan jembatan lah yang membuat daerah-daerah di atas seperti terbelah menjadi 2, yaitu : Timur-Barat. Saya pernah suatu saat menjemput rekan saya di Stasiun Kereta Api Cilebut, saya berangkat dari arah Cibinong, karena keterbatasan Jembatan yang saya bilang di atas, saya akhirnya harus memutar jauh ke bawah, lewat Jalan Baru Parung (seharusnya sih bisa juga lewat Bojong, tapi saya sudah terlanjur mengambil rute ke arah Bogor). Lalu menyusur lewat jalanan di sisi kereta api. Akhirnya saya telat, dan terjadi sedikit perdebatan. Tapi saya tak mempermasalahkan itu, malah saya bersyukur, saya menjadi sedikit mengerti tentang system transportasi di daerah sini.

Berikut beberapa daerah yang dalam seminggu biasanya saya kunjungi :
Mil yang pertama, dari Kantor (Gunung Putri, Bogor) menuju Kontrakan Solid Arsitek (Cilodong, Depok)
Ke Cilodong, Depok (border Ungu)
Saya biasanya mengunjungi 4 teman saya disana, Luxson, Faisal, Ale dan Wildan. Mereka sih biasanya stand-by, tapi akhir-akhir ini hanya Isal yang ada di sana, karena dia beserta keluarganya sudah pindah ke Cilodong, Wildan dan Luxson sedang berada di Surabaya untuk menyelesaikan proyek TK di Surabaya, sedangkan Ale sekarang sudah mempunyai kosan sendiri di Kalibata yang lebih dekat dengan kantornya, karena itu dia sudah jarang berkunjung lagi ke Cilodong.
Jarak yang ditempuh : +13 KM

Mil yang kedua, dari Kantor (Gunung Putri, Bogor) menuju Kosan Adi (Kelapa Dua, Depok)
Ke kosan Kelapa dua, Depok (border Biru Toska)
Adi, seorang teman Arsitek juga, mempunyai kosan yang lumayan strategis di Depok. Saya sering mampir ke tempatnya buat sekedar numpang tidur atau bermaen PS, hehe, sudah seperti tempat persinggahan saja. Seperti kemarin saya sedang memperbaiki hape saya yang rusak di Depok, saya pikir daripada bolak-balik ke rumah-kantor, saya pun memilih untuk beristirahat di kosan Adi. Walau sama-sama berjudul Depok, tapi jarak tempuh saya menuju kosan Adi lebih jauh tinggi dari jarak tempuh saya menuju kontrakan Solid Arsitek.
Jarak yang ditempuh : +20,8 KM

Mil yang ketiga, dari Rumah (perum Visar, Cibinong) menuju Kantor (Gunung Putri, Bogor)
Ke Gunung Putri (border Biru)
Tempat saya menyambung hidup, tak perlu dijelaskan lah yah kenapa harus berangkat dan pulang ke Cibinong :)
Jarak yang ditempuh : +11 KM

Mil yang keempat, dari Rumah (perum Visar, Cibinong) menuju Kontrakan Ka Glory, Epi, dan Bang Raja (Cempaka Putih, Jakarta)
Ke Cempaka Putih, Jakarta (border Hijau)
Ka Glory dan Adek Epi adalah saudara perempuan saya, sedangkan Bang Raja adalah Suaminya, (lae saya alias ipar saya). Saya biasanya menonton bola dengan Bang Raja, karena mereka memakai TV Kabel (modus :D ). Saya biasanya datang membawa Pepaya, tapi akhir-akhir ini Pepaya di rumah sedang tidak berbuah jadi, sekarang saya lebih sering datang dengan tangan hampa, hehe.
Ini adalah tempat yang paling jauh.
Jarak yang ditempuh : +41 KM

Mil yang kelima, dari Rumah (perum Visar, Cibinong) menuju Kosan Ordul alias mamanya Delidol dan Adeline (Setiabudi, Jakarta)
Ke Setibudi, Jakarta (border Merah)
Wuhuuu, inilah tempat dimana saya paling banyak menghabiskan akhir pekan saya jika sedang berkunjung ke Jakarta. Tempat ini magis, karena mempunyai seorang penghuni eksentrik yang bernama Sri Delly Situmorang, seorang pegawai Bank BUMN, Bank Mandiri. Tak perlu saya jelaskan panjang lebar. Karena yang lebar itu cuma bibirnya Tukul.
Tapi saat ini dia sedang tidak berada dalam kondisi yang begitu baik. Hmmm.
Miss her.
Jarak yang ditempuh : +39 KM

*untuk pengambilan semua gambar di atas, saya memakai aplikasi Google Earth.

No comments:

Post a Comment