Wednesday, September 3, 2014

Menyerang dan Bertahan


Api dan Air

Merah dan Biru

Nyaring dan Pelan

Enthusiasm dan Silent

Yin dan Yang



Betapa banyak cerita, sejarah, legenda dan perbandingan yang sering mengangkat 2 hal ini. Bahkan Naif-pun mengengkat judul lagunya dengan salah satu perbandingan di atas (api dan air)

Pernah dengar cerita Ken dan Ryu di serial komik ataupun game Street Fighter? Mereka adalah 2 murid sebuah Dojo (Dojo itu semacam tempat latihan bela diri) di Jepang. Diceritakan di kisah itu jika Ken dan Ryu mempunyai perbedaan mendasar tentang karakter. Ken, pemuda Amerika yang lahir dari keluarga kaya digambarkan sebagai orang yang semangat, tidak sabaran, nakal, dan ambisius. Sedangkan Ryu digambarkan sebagai anak yatim piatu yang mempunyai masa lalu suram, pendiam, sabar, dan sangat taat kepada peraturan Suhu-nya (guru silatnya). Tapi dibalik perbedaan karakter yang sangat signifikan tersebut keduanya bisa berteman baik, dan bahkan diceritakan keduanya seperti saudara kandung, saking dekatnya. Lalu sampailah mereka pada titik dimana mereka harus menemukan caranya masing-masing untuk menggali potensinya. Ketika mereka berdua sparing (bertanding 1 lawan 1), Ryu harus berusaha lebih agresif untuk mengimbangi pukulan Ken yang serius dan tidak segan untuk memukul-nya. Ken juga harus berusaha untuk tidak sepele terhadap latihan yang diberi suhu-nya, untuk mengimbangi ketekunan Ryu. Masalah mulai muncul ketika sedang sparing ternyata dibalik “diam”nya Ryu, tersembunyi amarah luar biasa yang terpendam sejak dia masih kecil. Pada titik ini Ken, sebagai orang terdekatnya, yang sangat bergairah ternyata lebih bisa menguasai emosinya dari Ryu dan diberi tugas oleh suhu-nya untuk selalu memperhatikan Ryu untuk tidak terpancing untuk mengeluarkan oleh emosi dari dalam dirinya.

Cerita di atas sungguh dekat dengan kehidupan kita, kita sering melihat kemarahan orang yang sering diam jauh lebih mengerikan dari orag yang sering marah-marah. Di sisi lainnya, orang yang sering marah-marah biasanya lebih gampang melupakan masalah dibanding orang yang diam. Orang yang diam-diam biasanya suka untuk memendam perasaannya. Mungkin anda harus menonton film “He’s a quiet man” untuk bisa merasakan emosi orang pendiam.

Manusia terlahir dengan pembawaan yang beragam. Ahli psikologi membuat penggolongan karakter manusia menjadi 4, yaitu : Kolerik, Sanguin, Plegmatik, dan Melankolik. Mereka membuat sebuah tes dengan pertanyaan unik untuk mengetahui karakter seseorang melalui skor yang didapat. Jadi menurut ahli psikologi, manusia secara garis besar mempunyai semua karakter di atas, penggabungan 2 karakter dengan nilai tertinggilah yang membuat kita mampu mendefenisikan apa karakter seseorang.

Tapi kemungkinan kecil, tidak semua bisa dinilai dari tes ini, karena banyak yang tidak jujur ketika menjawab pertanyaanya atau salah ketika mengisi form tes-nya.

Jika dirunut lagi menjadi satuan yang lebih kecil, sebenarnya 4 karakter itu bisa dibagi lagi menjadi 2, yaitu : Extrovert (Kolerik dan Sanguin) dan Introvert (Plegmatik dan Melankolik)

Yup. Kembali lagi ke pembahasan awal kita 

Extrovert artinya keluar, lebih mampu mengeluarkan keinginannya. Sedangkan Introvert berarti lebih ke dalam, lebih suka untuk memendam keinginannya.

Saya saat ini sedang digandrungi oleh game “Boom Beach” di hape. Game yang dikeluarkan oleh prosuden game terkenal Android, Super Cell, ini adalah game strategi bertemakan perang antar pantai. Intinya game ini adalah bagaiman kita bisa menyerang dan juga bertahan dengan baik. Melalui game ini saya cukup bisa menggambarkan karakter orang, jika orang tersebut Introvert, biasanya dia lebih senang untuk membenahi pertahanan lebih dahulu, membuat strategi pertahanan yang kuat, upgrade Canon, Machine Gun, Tower Sniper, dan mencari Sclupture pertahanan yang tinggi. Sedangkan karakter menyerang biasanya lebih senang untuk meng-upgrade ability para Troop (pasukan) di Armory dan menaikkan level Landing Craft, agar mampu memuat Troop lebih banyak.

Imbas dari kedua metode itu apa?

Sisi baik orang yang terlalu suka menyerang adalah mereka akan mendapatkan banyak Resource dan mendapatkan banyak medali. Sedangkan sisi buruknya adalah mereka akan rentan untuk diserang dan akan memperbesar peluang kehilangan Resource yang sudah diperoleh.

Sisi baik orang yang terlalu suka bertahan adalah mereka akan mempu menghindarkan kehilangan Resource dari para penyerang. Sedangkan sisi buruknya adalah mereka akan lamban untuk berkembang, jika mereka hanya mengandalkan Residence atau Sawmill (penghasil Resource lokal) semata, itu tidak akan cukup.

Kedua perumpamaan di atas, tentang karakter Ken-Ryu dan game Boom Beach, hanyalah contoh tentang kehidupan kita. Dimana kita dituntut untuk mampu mengembangkan kelebihan kita tapi tetap membuat evaluasi kita tentang kekurangan kita juga.

Tidak ada yang salah dengan kedua karakter tersebut, yang menjadi salah adalah ketika orang dengan karakter “menyerang”, terlalu mengoptimalkan karakternya sehingga dia lupa untuk bertahan, sehingga dia kehilangan kendali atas apa yang dia punya.

Begitu juga dengan si karakter “bertahan”, yang terlalu pasif untuk tidak melakukan kesalahan, karena dengan bermain aman, kemungkinan untuk tidak berkembang semakin besar, sehingga ketinggalan dengan yang lain.

Menyerang dan bertahan memang hal yang berbeda, tetapi jika ingin menjadi pemenang harus dipadukan menjadi 1 organisasi yang utuh.

Nah aku dan kamu juga sama, kita memang berbeda, mungkin aku terlalu bertahan, dan kamu terlalu menyerang. Sebelum kita benar-benar terbawa dengan karakter kita masing-masing, sebaiknya kita menyatukannya agar menjadi satu strategi yang utuh.

Belajar memang akan membuat langkah kita sedikit melambat.

Bayangkan, tim yang dengan formasi bertahan mengharapkan timnya membuat banyak gol? Atau tim dengan penyerangan super mengharapkan clean sheet (tidak kebobolan) dalam 1 pertandingan?

Aku harus belajar untuk mencoba lebih inisiatif dan kamu juga harus berusaha untuk lebih sabar.

Simple kan?

Semua pasti butuh latihan. Untuk hasil yang lebih baik, memang selalu butuh latihan.

Karena lebih baik melambat sedikit daripada mengulang dari awal bukan?

No comments:

Post a Comment