Monday, January 27, 2014

Tuh gara-gara ujan yang berkepanjangan di sekitar kita (Kab. Bogor), akibatnya...

Sudah hampir 2 bulan ini (Desember-Januari) kita merasakan hujan yang berkepanjangan. Hampir di seluruh belahan Indonesia (yang pasti bukan belahan hati ya teman-teman hee) terjadi hujan lebat yang menyebabkan banjir terjadi dimana-mana.
Sungguh pemandangan yang aneh, bagaimana mungkin semua bencana ini terjadi hampir bersamaan. Bencana paling parah yang terdengar di berita adalah banjir bandang di Manado. Banjir yang menewaskan 16 orang (sejauh berita yang saya ikuti, mungkin jumlahnya bisa bertambah jika evaluasi secara mendalam sudah dilakukan) ini, yang sudah menjadi Bencana Nasional ini terjadi karena salah satu faktornya yaitu : curah hujan yang lagi tinggi-tingginya. (Jadi ceritanya, di Indonesia ini kalau sudah berubah status menjadi “Bencana Nasional” baru deh diberi perhatian dan bantuan, padahal musibah ini terjadi 2-3 hari sebelum statusnya berubah, dalam hal ini saya tidak menyukai respon pemerintah yang menurut saya lamban). Titik banjir lainnya, yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi juga menerpa daerah Padang, Semarang, Indramayu, Jalur Pantura, dan daerah lainnya. Oh iya, saya hampir lupa, daerah Jakarta (tentu saja), daerah fenomenal yang menjabat status sebagai Ibukota Indonesia, yang beritanya selalu dilebih-lebihkan oleh media.
Nah kita persempit lagi cakupan wilayahnya, daerah Kab. Bogor. Kenapa waliyah Bogor? Karena penulis tinggal di sana, jadi semacam curahan hati warga sekitar :D 
(sumber : id.wikipedia.org) 
 
Kab. Bogor tidaklah sama dengan Bogor, perbedaannya adalah Kab. Bogor berbentuk Kabupaten (beribukota Cibinong), sedangkan Bogor berbentuk Kota. Kabupaten Bogor mencakup, Cibinong, Citeureup, Gunung Putri, Keranggan, dan lainnya. Seperti kita tahu, daerah Kab. Bogor dan sekitarnya sudah akrab dengan sebutan “kota hujan”, dikarenakan kuantitas curah hujannya yang sangat tinggi. Hampir tidak bisa dibedakan mana musim hujan, mana musim dingin dan mana musim kawin (loh?? :D ).
Tapi memang iklim di Indonesia, terutama Kab. Bogor, saat ini sudah tidak dapat diprediksikan lagi. Tadinya musim hujan yang dimulai pada bulan Agustus, sekarang sudah mulai bergeser ke pertengahan November. Akibatnya musim hujan yang seharusnya selesai pada bulan Februari, ada kemungkinan untuk semakin panjang dan selesai pada bulan Juli/pertengahan tahun.
Fenomena perubahan iklim ini pastinya kita sama-sama tahu diakibatkan oleh ekosistem kita yang memang semakin lama semakin parah. Alam memang tidak bisa dibohongi. Apa yang terjadi sekarang adalah akibat dari apa yang kita lakukan sebelum-sebelumnya pada alam.
Beberapa penyebabnya antara lain : Pohon yang ditebang-tebangin, mestinya kan koruptor Indonesia yang dikampak-kampakin; sampah yang dibuang-buangin sembarangan, mestinya kita sadar bahwa sampah itu juga mepunyai tempatnya sendiri (bayangkan anda sedang kuliah tentang mesin, salah ga kalau anda ditempatkan di kelas tata boga?); warga Indonesia belum atau tidak pernah berpikiran tentang “bersahabat dengan alam”. Metode go green adalah jawabannya. Mungkin tentang go green bisa kita search di google untuk melihat cara-caranya. Sudah banyak yang membuat tulisan/inovasi tentang go green tersebut.
Dengan berbagai macam hal diatas, membuat kita tidak siap untuk “dikeroyok” oleh hujan. Beberapa hal berikut adalah akibatnya :
  • Genangan air.
    Memang benar, daerah Kab. Bogor sepertinya mustahil lah untuk terkena musibah banjir, karena memang lokasinya yang lebih tinggi dari Jakarta. Logikanya air akan selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah (Jakarta). Nah, kalau daerah sini aja banjir, apalagi Jakarta? Bakal tenggelam kapten!!
    Tapi kondisi itu tidak menutup kemungkinan terjadinya genangan air di Jalan-jalan protokol, karena tidak baiknya distribusi air menuju sungai, yaitu saluran air. Kondisi got/roil kota yang tidak dalam dan hampir sama dengan jalanan, membuat air begitu cepat menutupi permukaan jalan ketika hujan besar tiba. Memang tidak sampai beberapa lama setelah hujan tersebut reda, jalanan hanya 2 jam-an terendam banjir, tapi sudah cukup untuk membuat motor-motor yang melintas mati ketika melintasi daerah genangan air tersebut. Juga menyebabkan motor tak bisa melihat lobang yang menganga di jalan tersebut karena ketutupan genangan air berwarna kuning, akibatnya motor bisa nyungsep dan beresiko jatuh dari motor, sangat berbahaya.
    Seperti gambar dari Jl. Mayor Oking dibawah ini :


    (sumber gambar : http://wartakota.tribunnews.com/2013/10/21/jalan-mayor-oking-cibinong-rusak-parah )
  • Jalanan rusak
    Akibat genanga air tadi, yang cuma 2 jam (tapi bisa sampai 20 kali dalam sebulan terkena genangan air hujan), jalanan Kab. Bogor yang rata-rata masih memakai aspal sangat parah. Jalanan berlubang dimana-mana. Aspal sangat menyukai matahari. Selalu terkena matahari akan membuat aspal semakin kuat. Nah kebalikannya air adalah musuh terbesar aspal, aspal akan semakin cepat hancur jika frekuaensi terkena genangan air-nya semakin sering. Hal yang menyebabkan aspal rusak sebenarnya bukan cuma air hujan saja, tapi juga volume kendaraan yang melintas (truk, container, crane, dll) dan kualitas dari aspal-nya juga (factor pembangunan jalannya, yahh kita sama-sama tahu lah, mungkin kontraktornya bermain-main dengan campuran aspalnya :( )Contohnya, jalan raya Citeureup (di depan Pabrik Semen Tiga Roda) :


    (sumber : http://1.bp.blogspot.com/-z_LikJwnr3I/UuYXa9VzTzI/AAAAAAAAAeA/un8RTXoq01I/s1600/jl.+raya+bogor.jpg)
  • Sampah yang semakin tidak terurus
    Ketika genangan air sudah surut, melihat tumpukan sampah bukanlah hal yang sulit untuk ditemui. Sampah terlihat ada dimana-mana.
    Sampah menjadi musuh besar Dinas Kebersihan hujan, karena hujan menghambat pekerjaan mereka. Bekerja ketika hujan sedang lebat juga adalah hal yang tidak kondusif untuk dilakukan. Karena air yang keluar melalui bak sampah mereka akan sangat mengganggu rumah-rumah penduduk yang mereka lewati. Hujan di daerah Kab. Bogor bisa sampai 3 hari 3 malam loh.
    Belum lagi jika kita membicarakan tentang Tempat Penampungan Akhir Sampah yang berada di Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang. Air yang melintasi daerah TPA tersebut akan sangat tidak baik untuk masyarakat sekitar TPA tersebut. Huff, repot dah.
  •  Industri cuci motor melempem
    Bagian yang ini sedikit unik, dikarenakan hujan yang terus-terusan turun, membuat orang menjadi malas untuk membersihkan kendaraannya sendiri. Alias malas cuci-steam. Dalam hati mereka bergumam : “ah buat apa bersihin mobil, ntar sore juga kotor-kotor lagi”
    Paradigma ini bisa membuat industri cuci motor yang lagi nge-trend di Kab. Bogor menjadi terhambat.
    Setidaknya sampai musim penghujan ini selesai :D
  •  Menjadi malas.
    Ah kalau bagian ini sih jangan dianggap serius :D tapi memang benar sih adanya cuaca yang dingin membuat aura untuk bekerja menjadi sedikit menurun dibandingkan dengan cuaca yang hangat. Atau ini hanya saya saja yang mengalami? :p
Masih banyak sih, nomor 6,7,8, dst tapi terlalu banyak menuliskan hal yang buruk membuat kita jadi lupa untuk selalu bersyukur atas segala situasi yang Sang Pencipta berikan.

Semangat Senin!!

No comments:

Post a Comment